Saturday, April 9, 2011
Sistem Peringatan Terhadap Gempa
Indonesia adalah negara yang sangat rawan gempa. Saat ini kita baru beranjak pada sistem peringatan dini tsunami, yang hanya sebagian dari aspek gempa itu sendiri. Beberapa negara sekarang bahkan telah memiliki sistem peringatan dini gempa, yang lebih baik lagi dari sekedar tsunami.
Saat ini, di dunia telah ada lima sistem peringatan dini gempa di dunia, masing-masing dirancang sesuai dengan topografi khusus negara tempatnya berada. Di Meksiko, sensor-sensor di pesisir Pasifik mendeteksi gempa yang bermula dari zona subduksi lepas pantai dan memicu alarm di Mexico City, sebuah megapolis berisi 20 juta orang yang dibangun di atas lengseran guncang. Begitu juga di Romania, sistem dirancang untuk memberikan kota Bucharest peringatan dini gempa yang bermula dari Pegunungan Carpathia tenggara 100 mil jauhnya. Pasca gempa 1995 di Kobe yang membunuh 6000 orang, Jepang telah membangun 2000 stasiun gempa untuk memberikan peringatan ke seluruh bagian negara ini. Ia sekarang memiliki sistem peringatan dini paling maju di Planet Bumi. Dua sistem lainnya ada di Turki dan Taiwan, dan lima lagi sedang diuji di China, Swiss, Italia, Hawaii dan California.
Gempa adalah bencana alam yang unik. Ia sama sekali tidak memberikan peringatan kedatangannya. Apa yang dapat dilakukan oleh ilmuan adalah mendeteksi secepat mungkin begitu gempa terjadi.
Sistem peringatan dini gempa bertopang pada fakta ilmiah kalau gempa sebenarnya datang dalam dua bagian: kejutan mendadak berkecepatan tinggi dan gelombang lambat yang merusak. Sistem peringatan dini gempa mendeteksi gelombang pertama yang cepat, memicu alarm sebelum gelombang kedua yang lambat datang. Gelombang cepat ini disebut gelombang P atau gelombang primer. Ia bergerak seperti pegas dengan daerah renggang dan rapat. Gelombang kedua yang lambat disebut gelombang lengser (gelombang S). Gelombang ini seperti gelombang air dengan daerah puncak dan lembah. Ratusan gempa kecil terjadi setiap hari di Bumi, jadi sistem peringatan dini gempa cukup mendeteksi gempa besar dengan memeriksa bentuk gelombang P.
Gelombang P dan Gelombang S
Tapi fakta diatas hanya pada bentuk gelombang, bagaimana dengan asal gelombang? Bisa jadi orang malah mengungsi menuju pusat gempa. Sistem peringatan gempa sebenarnya berbentuk jaringan, bukan satu stasiun tunggal, ia menggabungkan sinyal dari sejumlah stasiun gempa untuk mengkorelasikan kejutan besarnya dan menemukan episenter gempa. Sistem ini kemudian mengirimkan peringatan elektronik sebelum gelombang S tiba. Semakin banyak jumlah stasiun, semakin baik prediksi besar dan lokasi episenter diperoleh.
Begitu stasiun mengeluarkan peringatan, sejumlah prosedur keamanan terhadap gempa akan segera berlaku. Dalam sistem yang di uji coba di California, begitu terjadi peringatan, sistem kendaraan yang menggunakan rel akan berhenti secepatnya, sehingga mengurangi kemungkinan keluar dari rel. Lift di gedung tinggi akan berhenti pada lantai terdekat dan membuka pintunya. Sekolah-sekolah akan menyalakan alarm nyaring sehingga siswa dapat langsung berlindung ke bawah mejanya. Pesawat yang mendekat ke daerah bandara akan mendapat sinyal untuk berputar. Ponsel dan PC akan menyala dengan peringatan pribadi. Lokasi konstruksi akan memperingatkan para pekerja untuk keluar dari daerah paling berbahaya. Dan pabrik akan berhenti beroperasi dan berpindah ke mode aman.
Dengan teknologi sekarang, waktu antara peringatan dan saat datangnya gelombang S mungkin paling lama hanya satu menit, dan daerah yang terlalu dekat dengan episenter bahkan tidak mungkin mendapatkan peringatan, tapi ini sudah cukup untuk meningkatkan jumlah korban yang selamat dan menurunkan kerugian yang mungkin timbul.
Sumber Berita
Allen, R. 2011. Seconds Before the Big One. Scientific American. April 2011, pp.74-79
www.faktailmiah.com
Referensi lanjut
Allen, R.M. et al. 2009. The Status of Earthquake Early Warning around the World: An Introductory Overview. Seismological Research Letters, Vol. 80, No.5, pp. 682-693
Geophysical Research Letters, Vol. 36, No.5, 2009: New Methods and Applications of Earthquake Early Warning.
Seismological Research Letters, Vol. 80, No.5, Sep/Oct, 2009: Earthquake Early Warning.
Label:
Fakta Sains
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
did not find what you were looking for? try "search article"
No comments:
Post a Comment