Tuesday, February 22, 2011
Aktivis Gagalkan Perburuan Paus Tahunan di Jepang
Aktivis lingkungan yang tergabung dalam The Sea Shepherd Conservation Society menyuarakan protes dan membuat pemerintah Jepang menghentikan kegiatan ekspedisi tahunan berburu paus sebelum musim berakhir. Kapal kelompok Sea Shepherd memblokade kapal induk Jepang yang tengah melakukan ekspedisi di wilayah Antartika.
Upaya para aktivis ini untuk menggagalkan pelayaran sejumlah kapal pemburu di perairan beku Antartika berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. Mereka juga menghalang-halangi kapal-kapal dengan muatan harpoon atau senjata berburu paus untuk ditembakkan ke arah kerumunan paus di perairan itu.
Perburuan ini rupanya dicurigai memiliki tujuan bagi kepentingan komersial. "Setiap paus yang berhasil diselamatkan adalah kemenangan bagi kami," ujar Paul Watson, kapten kapal Sea Shepherd sekaligus pendiri The Sea Shepherd Conservation Society kepada AFP.
Pemerintah Jepang mengatakan mereka menghentikan perburuan itu pada 10 Februari. Padahal normalnya perburuan seperti ini berlangsung hingga pertengahan Maret. Tetapi masih belum ada kepastian apakah penghentian ini akan berlaku seterusnya.
Menurut Watson, rombongan kapal Jepang tersebut melibatkan setidaknya 180 orang yang terbagi dalam empat kapal, dengan target membunuh hingga 945 paus di Antartika.
Watson menyatakan, "Kami akan tetap mengikuti kapal-kapal milik Jepang ini hingga mereka kembali ke utara dan kami merasa yakin kalau mereka keluar dari kawasan tempat paus berada di Perairan Selatan."
Penangkapan paus untuk kepentingan komersial sebenarnya sudah dilarang semenjak 1986. Jepang kerap beralasan mereka melanjutkan penangkapan untuk kepentingan riset ilmiah, tapi mereka tidak dapat mengelabui fakta bahwa banyak dari daging paus buruan tersebut akhirnya dikonsumsi sebagai salah satu jenis hidangan di restoran-restoran.
(Sumber: AFP/ABC News)
ref : nationalgeographic.co.id
Label:
Fakta Sains
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
did not find what you were looking for? try "search article"
No comments:
Post a Comment